Resensi Novel "Kala"


Potret dan Tulisan

Judul buku : Kala
Jenis buku : Novel
Penulis : Syahid Muhammad dan Stefani Bella
Penerbit : Gradien Mediatama
Tahun terbit : 2017
Jumlah hal. : 348

Kala : Kita adalah sepasang luka yang saling melupa merupakan sebuah novel karya penulis muda Syahid Muhammad dan Stefani Bella. Nama yang tidak asing bagi mereka pembaca Tumblr, Syahid Muhammad (eleftheriawords) dan Stefani Bella (hujanmimpi). Bagi Syahid Muhammad atau yang biasa dipanggil Iid, novel ini merupakan buku pertamanya setelah kecintaannya pada menulis dimulai saat cintanya dengan dunia tarik suara kandas. Baginya menulis tidak ada puisi yang sumbang. Berbeda dengan Stefani Bella atau biasa dipanggil Bella  novel ini merupakan buku keduanya setelah buku pertamanya yang berjudul Sebatas Mimpi. Kisah dalam buku ini adalah kisah sederhana layaknya kisah romansa dalam kehidupan sehari-hari namun dikemas dengan cara yang unik dan dengan bahasa yang tidak umum. Banyak permainan kata yang akan tersaji dalam buku ini. Buku ini sangat direkomendasikan untuk kalian pecinta sastra, seperti puisi.
Kala : Kita adalah sepasang luka yang saling melupa menceritakan tentang melukai dan dilukai, antara Saka dan Lara. Lara sosok yang ditinggalkan sedangkan Saka yang meninggalkan. Kehidupan mereka selalu berhubungan dengan takdir, karena takdir lah mereka dipertemukan. Saka yang seorang fotografer dipertemukan dengan Lara yang seorang penulis dalam sebuah pameran seni hasil kolaborasi antara komunitas fotografi dan komunitas menulis yang mereka ikuti. Salah satu foto hasil jepretan  Saka tak sengaja dipilih oleh Lara untuk ia kembali sampaikan menggunakan sebuah tulisan. Saat itulah mereka berkenalan dan sering bertemu di tempat pameran itu tepatnya salah satu cafe di Bandung. Banyak kejutan – kejutan yang dihadirkan oleh semesta pada diri mereka. Hingga pada akhirnya mereka menjalin hubungan yang lebih serius. Namun jarak harus memisahkan mereka, Lara yang harus kembali ke Jakarta untuk bekerja dan Saka yang tinggal di Bandung. Hidup Lara penuh dengan keteraturan sedangkan hidup Saka yang hanya terkesan santai mulai memicu konflik diantara mereka. Saka yang tidak memiliki pekerjaan tetap sedangkan Ibu Lara menginginkan anaknya memiliki pendamping hidup yang mapan. Hingga pada akhirnya Saka mulai berubah, mulai bekerja dan menata hidupnya.
Lara memutuskan untuk pergi ke Bandung menemui Saka. Namun saat itulah pertengkaran hebat terjadi. Saka yang belum bisa berhenti merokok membuat Lara begitu marah. Lara yang tidak ingin kejadian dimasa lalu yang menimpa kelurganya terulang kembali. Lara memutuskan untuk kembali ke Jakarta saat itu juga. Hubungan mereka mulai goyah. Semua amarah yang terpendam pada diri mereka sudah tak bisa dibendung. Saka mulai merasa hidupnya penuh dengan keteraturan yang mengekangnya. Saka merasa Lara telah begitu banyak mengaturnya sedangkan Lara tak berbuat apa-apa untuk dirinya. Akan tetapi Lara menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah demi kebaikan Saka juga.  Hingga pada akhirnya Lara mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Saka. Disisi ini Lara yang meninggalkan dan Saka yang ditinggalkan. Setelah berpisah, Saka kembali hidup seperti dirinya yang dulu begitu pun dengan Lara kembali menekuni rutinitas padatnya. Saka kembali menjadi dirinya yang dulu yang sering melariakan diri keluar kota jika ia sudah merasa bosan dengan rutinitasnya. Sedangkan Lara kembali fokus dengan menulis di blognya, tak hanya itu Lara memutuskan untuk membeli sebuah kamera dan mulai berlatih mengenai fotografi. Selama itu juga mereka tanpa kabar satu sama lain. Kadang ada rasa rindu yang menggelayut pada diri mereka. Namun kegengsian mengalahkan rasa rindu itu.
Namun tak disangka-sangka takdir mempertemukan Saka dan Lara kembali. Lara yang harus berpindah kerja di Jogja. Sedangakan Saka saat itu juga sedang berada di Jogja. Setelah tinggal beberapa lama, Lara memutuskan untuk ikut komunitas menulis di Jogja seperti yang ia lakukan dulu di Jakarta. Komunitas menulis Lara  pergi berlibur ke salah satu pantai yang ada di Gunungkidul, Jogja. Ternyata tak hanya komunitas menulis yang ada disana ada komunitas fotografi juga. Disitulah Saka dan Lara kembali bertemu. Awal yang terkesan canggung mulai mencair berisikan suara tawa kecil.
Takdir kembali mempertemukan mereka di sebuah kedai kopi. Mereka kembali merasa ada hal yang aneh dalam diri mereka. Biarkanlah semesta yang bekerja.
Keunggulan Buku
Novel  karya Syahid Muhammad dan Stefani Bella menggunakan bahasa yang puitis dan penuh dengan kata kata yang indah. Bukan hanya sekedar cerita namun terselip beberapa puisi nan indah didalamnya. Berbeda dengan novel-novel lain dalam buku ini disajikan cerita dengan dua sudut pandang yaitu Saka dan Lara. Kejadian – kejadian yang sama disatu tempat diceritakan dengan rasa berbeda. Jadi kita dapat mengamsumsikan sendiri mana yang menurut kita tokoh yang paling benar. Novel ini juga sulit sekali ditebak jalan ceritanya, penuh kejutan pada lembar-lembar selanjutnya. Banyak kosa kata yang baru yang akan kita dapat dalam buku ini. Tidak hanya itu desain cover yang elegan dan menarik memberikan nilai tersendiri pada novel ini.
Kelemahan Buku
Hanya sedikit kekurangan yang ada dalam buku ini yaitu akhir ceritanya yang menggantung dan juga kesan seperti mengulang cerita karena adanya dua tokoh yang bercerita yaitu Saka dan Lara. Adanya istilah-istilah yang tidak umum, tak ayal membuat kita bingung dan harus membacanya perlahan untuk tahu makna tersirat dalam cerita tersebut. Dan juga ada beberapa typo yang membuat pembaca sedikit terganggu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak